akseswarganet – Pekerja Otomotif Jerman Ramai Banting Setir ke Industri Militer
Mulai banyak pekerja otomotif Jerman yang mulai beralih ke industri militer.
Keputusan parlemen Jerman Bundestag untuk meningkatkan anggaran pertahanan secara masif dalam beberapa tahun mendatang berpotensi mengubah seluruh peta industri Jerman.
Investasi tersebut akan menciptakan atau mengamankan sekitar 680.000 lapangan pekerjaan di Eropa, demikian temuan dari studi tersebut.
Sebuah survei yang dilakukan oleh firma konsultan Kearney di Jerman juga menunjukkan bahwa pekerjaan di sektor ini akan mengalami ledakan di seluruh Eropa.
Namun, survei tersebut mencatat, jumlah pasti pekerja terampil yang dibutuhkan bergantung pada seberapa besar negara-negara NATO di Eropa akan meningkatkan belanja pertahanan mereka.
Dari Mana Pekerja Didatangkan
Basis industri pertahanan Eropa sebagian besar berpusat di Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Swedia.
Mengingat lonjakan permintaan akan perangkat keras militer seperti artileri. Teknologi radar, atau kendaraan lapis baja. Para produsen tidak hanya mencari pekerja baru, tetapi juga lokasi produksi yang mampu menangani gelombang pesanan yang datang.
Oleh karena itu, sangat masuk akal untuk merekrut dari industri Jerman yang saat ini tengah menghadapi kesulitan dan mungkin tengah memangkas tenaga kerja mereka.
Hensoldt berfokus pada teknologi sensor untuk misi perlindungan dan pengawasan. Radar mereka yang berperforma tinggi, misalnya, digunakan dalam sistem pertahanan udara Ukraina, bahkan mampu mendeteksi pembom siluman seperti F-35 buatan AS.
Dalam wawancara tersebut, Dörre menyatakan bahwa percakapan sudah dimulai dengan pemasok otomotif Jerman seperti Continental dan Bosch untuk mempekerjakan pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja.
Perusahaan pertahanan KNDS
Pada Februari bahwa mereka berencana untuk mengambil alih sebuah pabrik di Jerman dari produsen kereta Alstom.
Produsen senjata Jerman Rheinmetall juga bergantung pada pekerja yang hijrah dari industri otomotif. Laporan terbaru dari media Jerman NDR menyebutkan bahwa setidaknya satu pekerja yang sebelumnya memproduksi komponen khusus untuk industri minyak kini memproduksi laras untuk tank Rheinmetall di sebuah pabrik di Jerman bagian utara.
Seorang pekerja perakitan yang terampil di Volkswagen tentu bisa melakukan pekerjaan yang sama di perusahaan pertahanan, ungkap Brückner. Demikian pula, seorang insinyur pengembangan dapat beralih ke sektor pertahanan setelah pelatihan ulang.
Namun, untuk peran-peran lainnya, transisinya tidak semudah itu, terutama dalam bidang penjualan atau pengadaan, tambah Brückner.
“Seorang pembeli dari industri otomotif, yang terbiasa dengan pemasok yang selalu siap melaksanakan perintah mereka, tidak bisa begitu saja ditempatkan di sektor pertahanan.
CEO Asosiasi Industri Keamanan dan Pertahanan Jerman, Hans Christoph Atzpodien, mengungkapkan tantangan lain yang dihadapi oleh perusahaan pertahanan ketika merekrut tenaga kerja baru adalah izin keamanan. “Waktu pemrosesan untuk izin tersebut saat ini terlalu lama untuk memungkinkan transisi personel yang cepat,” paparnya kepada DW.
Banyak pakar setuju bahwa dorongan untuk pembaruan persenjataan Eropa mungkin akan melambat karena kurangnya tenaga kerja terampil di benua ini.
Namun, apa yang bisa membantu, papar Eva Brückner, adalah kebijakan dari Presiden AS Donald Trump.
“Jika dana dipotong, Eropa memiliki kesempatan untuk memposisikan dirinya sebagai pusat inovasi dan merekrut peneliti.”
Banyak di antara mereka yang kini mempertanyakan apakah mereka ingin menyelaraskan diri dengan arah politik dan geopolitik AS yang baru.
“Ini adalah peluang besar, dan kesempatan ini harus dimanfaatkan. Eropa bisa menarik beberapa pikiran paling cemerlang,” tambahnya.
Pekerja Otomotif Jerman Ramai Banting Setir ke Industri Militer