Akeswarganet – Kesehatan Mental Anak Jadi Perhatian, Ciptakan Generasi Emas
Kesehatan mental, emosional, dan sosial merupakan aspek penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak hingga masa remaja.
Hal ini sangat penting untuk menjadikan anak bangsa sebagai generasi emas masa depan.
Demikian kata Alice Arianto, salah satu penulis buku Terapi Bermain Indonesia (Pendekatan Non-Direktif, Integratif-Holistik untuk Anak dan Remaja).
Secara nasional, kesehatan mental anak-anak dan remaja Indonesia masih menjadi perhatian serius. Menurut Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS),
satu dari tiga remaja Indonesia (sekitar 15,5 juta) menderita masalah kesehatan mental, kata Alice dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29 Maret 2025).
Sementara itu, lanjutnya, 1 dari 20 remaja, atau sekitar 2,45 juta remaja, didiagnosis dengan gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, gangguan perilaku, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
“PTSD fisik dan emosional yang intens,” jelas Alice.
Ia menjelaskan bahwa gejalanya dapat berupa mimpi buruk, penghindaran situasi yang mengingatkan kita pada trauma, peningkatan reaktivitas terhadap rangsangan, kecemasan, atau suasana hati tertekan.
Mengingat hal ini, kesehatan mental merupakan masalah penting yang harus dipertimbangkan dan ditangani secara holistik.
Terapi bermain (play therapy) yang non direktif dan holistik-integratif merupakan solusi yang tepat. Buku ilmiah ini juga dipaparkan oleh Monika Jephcott, Sophia O’Neill, Alice Arianto dan kawan-kawan, jelas Alice.
Berdasarkan Pendekatan
Alice menjelaskan, buku setebal 202 halaman ini ditulis oleh 20 terapis bermain yang tersertifikasi sebagai terapis bermain dan seni kreatif di bawah naungan Play Therapy Indonesia (PTIndo),
Persatuan Terapis Bermain Indonesia (PTBI), dan Play Therapy International (PTI).
Buku ini ditulis berdasarkan pendekatan ilmiah, keterampilan, dan pengalaman luas di bidang terapi bermain. Agar lebih mudah dipahami, dibagi menjadi empat bagian, jelasnya.
Setiap bagian ditulis dengan struktur sistematis dan visi yang jelas dan integratif, baik teoritis maupun praktis. Dimulai dengan Prolog, sebagai panduan untuk pemahaman, Alice melanjutkan.
Bagian 01 (Pendahuluan) kemudian dilanjutkan, yang antara lain berisi karya Monika Jephcott berjudul ‘Titik Awal’.
Dalam tulisannya, Monika menguraikan perjuangan, perjuangan, dan pencapaian lembaga terapi bermain yang mendirikan Model Terapi Bermain Integratif Holistik.
Model ini secara resmi diluncurkan pada tahun 2002 dan telah divalidasi secara klinis oleh Inggris dan Play Therapy International. “Ini mengintegrasikan penggunaan terapeutik berbagai media seni kreatif (alat/perangkat terapi bermain),” jelas Alice. “
Kemudian, Bagian 02 (Tinjauan Umum) Dalam tulisannya ‘Terapi Bermain Berbasis Bukti di Indonesia’, saya memaparkan sejarah terapi bermain di Indonesia,” lanjutnya.
Kesehatan Mental Anak Jadi Perhatian, Ciptakan Generasi Emas