Mana yang Lebih Berisiko, Vaping atau Merokok? Berikut faktanya…

Akseswarganet – Mana yang Lebih Berisiko, Vaping atau Merokok? Berikut faktanya…

Rokok elektrik atau vape makin digemari anak muda Indonesia. Banyak orang menganggap vaping “lebih aman” daripada merokok.

Namun, pertanyaannya tetap: apakah vaping atau merokok lebih berbahaya? Atau mungkin keduanya sama-sama berbahaya?

Ternyata vaping tidak lebih aman daripada merokok karena tetap mengandung bahan kimia berbahaya. Simak penjelasannya berikut ini.

Hati-hati dengan label “lebih aman”.

Vape tetap mengandung banyak bahan kimia berbahaya, meski tidak terbakar dan mengeluarkan asap.

Berbagai rasa, nikotin, propilen glikol, gliserin, formaldehida, asetaldehida, dan logam berat seperti nikel dan timbal semuanya terkandung dalam e-liquid atau yang dikenal juga dengan sebutan cairan vape. Diasetil merupakan salah satu bahan kimia yang menakutkan.

Obat ini dapat mengakibatkan bronkiolitis obliterans atau popcorn lung, yaitu penyakit yang merusak sistem pernapasan secara permanen.

Seperti rokok, yang mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, 70 di antaranya diketahui dapat menyebabkan kanker.

Jika Anda bertanya-tanya, “apakah vaping berbahaya?” Ya, itu sangat mungkin terjadi, terutama jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Efek samping pada tubuh: vaping bukanlah pilihan yang aman

Kita tidak boleh meremehkan dampak negatif dari vaping. Batuk, dispnea, nyeri dada, mata gatal, mual, dan pusing adalah efek samping dari vaping.

Kenyataannya, setidaknya 68 orang meninggal di AS pada tahun 2019–2020 akibat EVALI (E-cigarette or Vaping Associated Lung Injury).

Sebaliknya, konsekuensi dari merokok sudah jelas: rokok membahayakan jantung dan paru-paru serta meningkatkan risiko kanker.

Namun, perlu diingat bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa vaping memiliki efek yang sama pada sistem kardiovaskular dan paru-paru seperti rokok tradisional.

Karena vape dapat mengandung hingga 100 mg/mL nikotin, terkadang efeknya bisa jauh lebih buruk.

Efek pada orang lain: asap vape tidak “tidak berbahaya.”

Banyak orang percaya bahwa asap vape aman bagi orang lain.

Sebenarnya, nikotin dan partikel kecil yang dapat masuk ke paru-paru ada dalam uap vape.

Hal ini sangat berisiko bagi anak-anak dan meningkatkan kemungkinan masalah pernapasan.

Anak-anak di bawah usia lima tahun menyumbang lebih dari 80% laporan cairan vape ke pusat keracunan di Amerika Serikat.

Memang, sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam Journal of Multidisciplinary Respiratory Medicine menemukan bahwa, seperti asap rokok, nikotin dari vape dapat menempel pada permukaan seperti pakaian dan sofa.

Mana yang Lebih Berisiko, Vaping atau Merokok? Berikut faktanya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *