akseswarganet – Sajian Ikonik Lebaran Ketupat di Gorontalo
Tradisi ini dirayakan dengan aneka kuliner khas, salah satunya kue Karawo, kue kering berhias motif bunga yang menjadi ikon kuliner saat perayaan berlangsung.
Kue Karawo atau dikenal juga sebagai kue Kerawang, menjadi sajian wajib dalam perayaan Lebaran Ketupat di Gorontalo.
Selain rasanya yang gurih dan manis, kue ini memiliki daya tarik visual berupa motif bunga di permukaannya yang dibuat secara manual oleh para pengrajin.
BACA JUGA : Sony PlayStation Buka Survey Pasca Nintendo Switch 2
“Motif itu yang membedakan Karawo dengan kue kering lainnya,” kata Lasmin Otane (56), salah satu perajin kue Karawo di Kota Gorontalo, saat ditemui di kediamannya.
Menurut Lasmin, proses pembuatan kue Karawo membutuhkan ketelitian tinggi. Setelah adonan dipanggang hingga matang, kue dihias menggunakan krim yang terbuat dari campuran gula, putih telur, dan pewarna alami.
Motif bunga digambar secara manual menggunakan alat khusus, dan tidak semua orang memiliki keahlian melakukannya.
“Kalau adonan untuk melukis tidak tepat, hasilnya bisa merusak tampilan motif,” ujarnya sambil menunjukkan proses melukis motif bunga di atas kue.
Lasmin menuturkan bahwa hanya sebagian kecil dari karyawannya yang mampu menggambar di atas kue karena membutuhkan kesabaran dan keterampilan tingkat tinggi. Motif bunga menjadi pilihan utama karena bentuknya yang indah dan mudah dikenali.
Kelezatan kue Karawo membuatnya banyak diminati, terutama oleh warga dari luar daerah. Menjelang momen-momen keagamaan seperti Tahun Baru Islam dan 10 Muharram, permintaan kue ini meningkat hingga 70 persen dibanding hari biasa.
“Pesanan terus datang, terutama dari luar Gorontalo. Mereka biasanya ingin membawa kue Karawo sebagai oleh-oleh,” jelas Lasmin.
Untuk harga, satu toples besar kue Karawo dijual Rp250 ribu, sementara ukuran kecil ditawarkan seharga Rp150 ribu. Bentuk kue pun bervariasi, mulai dari bentuk bulat hingga hati.
Sebagai jajanan khas daerah, kue Karawo kini menjadi oleh-oleh unggulan dari Gorontalo. Banyak wisatawan maupun perantau yang memburunya untuk dibawa pulang sebagai cendera mata khas daerah.
