:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3158509/original/055501600_1592723442-2.jpg)
Presiden Prabowo Mau Longgarkan TKDN, Apa Plus Minusnya? Ini Kata Pengamat Presiden Prabowo Subianto baru saja menyatakan agar aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) diubah menjadi lebih fleksibel. Hal ini dilakukan agar Indonesia lebih kompetitif dengan negara lain.
Menanggapi wacana tersebut, Heru Sutadi mengatakan kalau mengurangi TKDN itu memiliki nilai plus dan minus. Terlebih, jika langkah ini merupakan bagian dari negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat.
diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja mengumumkan tarif impor resiprokal. Meski saat ini ditunda penerapannya, dalam aturan baru itu, Amerika Serikat menaikkan tarif impor dari Indonesia mencapai 32 persen.
Menurut Heru, mengurangi TKDN memang bisa menjadi faktor dalam proses perundingan bilateral dengan Amerika Serikat untuk mengurangi atau menghapus tarif impor 32 persen.
“Namun, mengurangi TKDN juga bisa membuat industri komponen lokal yang saat ini sedang tumbuh jadi kolaps, karena mereka bergantung pada pesanan dari pabrik ponsel besar,” tutur Heru saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Kamis (10/4/2025).
Untuk itu, pemerintah harus berhati-hati apabila nantinya benar-benar rencana ini diwujudkan. Alasannya, ada kemungkinan industri dalam negeri bakal kalah saing dengan impor murah.
“Jika TKDN dikurangi, Indonesia makin bergantung pada impor komponen, yang bikin defisit neraca dagang naik dan ekonomi rentan fluktuasi global,” tuturnya lebih lanjut.
Selain itu, langkah mengurangi TKDN tidak otomatis membuat AS menghapus tarif baru tersebut. Sebab, Presiden AS Donald Trump memiliki agenda proteksi yang lebih luas.