Sate Bulayak Perpaduan Khas Bumbu Sasak dan Daun Aren

Akseswarganet – Sate Bulayak Perpaduan Khas Bumbu Sasak dan Daun Aren

Sate Bulayak merupakan makanan khas Suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Makanan ini menjadi menu favorit bagi wisatawan. Para penjual Sate Bulayak sedang sibuk mengipas daging yang ditusuk bambu di atas alat bakaran, Minggu (7/1/2025) petang. Asapnya mengepul menggoda para wisatawan untuk berhenti sejenak mencicipi sate dengan khas bumbu sasak. Dari banyak penjual yang berderet, Kompas.com berhenti di salah satu penjual yang menggunakan kain “bendang” khas Lombok. Penjual itu bernama Sapar (55).

Perempuan tersebut dibantu anaknya bernama Nia (20) yang baru saja mengenyam pendidikan di salah satu kampus terbaik di NTB.

Terlihat, Sapar sibuk membolak-balikkan sate yang terpanggang di atas arang. Sedangkan anaknya sibuk menyiapkan dan mengantarkan pesanan beberapa pembeli yang duduk disekat terpal berwarna biru.

“Saya tetap ngebantu inaq (ibu) setelah pulang kampus,” kata Nia pada Minggu (7/1/2025) petang.

Sate Bulayak Perpaduan Khas Bumbu Sasak dan Daun Aren

Terdapat banyak pilihan daging yang ditawarkan Sapar saat menyambut pembeli. Di antaranya, daging ayam, daging sapi, dan daging usus sapi. “Walaupun dagingnya beda, bumbunya tetap sama,” kata Sapar.

Bumbu khas milik Suku Sasak itu menjadi pembeda dari sate-sate yang lain. Bumbu tersebut terbuat dari cabai kering, bawang putih kecil, terasi, lengkuas, kemiri, cabe kecil.

Lontong daun aren

Tidak hanya sate, khas menu satu ini juga terdapat di lontongnya. Lontong yang biasanya terbungkus dari daun pisang atau daun kelapa tetapi lontong khas Sasak ini terbungkus dengan daun aren. Daun aren yang dililit kemudian diisi dengan beras seperti lontong pada umumnya kemudian direbus

Lontong itu yang disebut Bulayak,” ujarnya. Tekstur lembut berwarna putih kekuningan karena daun aren itu membuat wangi lontong itu makin menggoda untuk dicocol ke bumbu sate. Kemudian di piring yang terpisah, lima lontong yang disebut bulayak itu menjadi teman yang wajib untuk mencicipi nikmatnya bumbu khas sasak. “Satu porsinya Rp 20.000, itu udah dapat 13 tusuk sekalian sama bulayaknya,” jelasnya

Sapar mengungkapkan, dalam sehari ia bisa meraup keuntungan paling minim Rp 400.000 di hari kerja. Namun, saat di hari libur ia bisa mengantongi jutaan rupiah dalam sehari. Menurut Sapar, pendapatan yang kadang melonjak di hari libur karena tempat ia menjual merupakan jalan menuju ke tempat wisata Narmada. Salah satu tempat wisata favorit bagi para wisatawan lokal. Sapar membuka tempat makannya tersebut dari pukul 09.00 Wita sampai pukul 22.00 Wita. Tempat makan milik Sapar itu mulai ramai saat sore hari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *