Akseswarganet – Canggihnya Teknologi Medis Masa Kini, Yuk Kenalan dengan LINAC dan Cathlab untuk Para Pasien Kanker
Teknologi medis dan kedokteran saat ini bisa dibilang sudah canggih-canggih. Perkembangannya sangat pesat dalam 10 tahun terakhir. Berbanding lurus dengan kualitas tenaga medisnya, teknologinya juga mengikuti, makin mutakhir.
Untuk pasien, perkembangan teknologi medis terkini jelas memberikan harapan baru bagi kesembuhan penyakit yang mereka derita. Apa saja. Namun tidak hanya yang sudah terlanjur sakit, dengan makin canggihnya teknologi medis, diagnosa awal juga bisa dilakukan secara lebih akurat.
Termasuk upaya deteksi
dini dan penyembuhan kanker. Berdasarkan jurnal akses terbuka British Medical Journal (BMJ) Oncology yang dirilis pada September 2023 menunjukkan kasus kanker baru pada usia di bawah 50 tahun mencapai 1,82 juta orang di dunia.
Angka tersebut.eningkat 79 persen selama tiga dekade terakhir. Ini menunjukkan terjadinya pergeseran usia penderita kanker yang sebelumnya didominasi oleh pasien di atas usia 55 tahun, menjadi di bawah 50 tahun. Sementara di Indonesia, kanker masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskular.
Data kematian di Indonesia
akibat penyakit Kardiovaskular mencapai 651.481 penduduk per tahun, yang terdiri dari stroke 331.349 kematian, penyakit jantung koroner 245.343 kematian, Penyakit jantung hipertensi 50.620 kematian, dan penyakit kardiovaskular lainnya (Institute for Health Matrics and Evaluation, 2019).
Pun diketahui bahwa pasien kanker di Indonesia banyak berobat ke luar negeri, salah satunya dikarenakan pengobatan di Indonesia masih terkendala minimnya alat radiasi.
Salah satu yang belakangan lagi ngetren dan jadi terobosan terbaru di bidang medis masa kini adalah teknologi LINAC (Linear Accelerator) dan Cathlab (Catheterization Laboratory). Kedua teknologi tersebut hadir untuk meningkatkan kualitas diagnosis dan pengobatan penyakit kritis seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan saraf.
LINAC akan menghasilkan sinar X berenergi tinggi yang diklaim dapat membunuh sel kanker dengan presisi tinggi, memastikan terapi yang lebih efektif dan aman. Sementara itu, Cathlab atau Catheterization Laboratory merupakan fasilitas medis yang menggunakan sinar X-Ray untuk menampilkan gambaran pembuluh darah dengan jelas dan berwarna pada berbagai organ tubuh.
Teknologi ini sangat penting dalam membantu tenaga medis untuk mendiagnosis dan melakukan pengobatan penyakit jantung serta intervensi kardiovaskular lainnya. Kedua teknologi tersebut baru hadir di Siloam Hospitals Agora.
Sebagai rumah sakit umum
yang sejak awal dirancang memberikan akses lebih luas kepada masyarakat dan sejumlah pasien terutama di DKI, khususnya di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur, Siloam Hospitals Agora dilengkapi berbagai fasilitas teknologi modern dan terkini dengan dukungan seluruh profesi medis yang berpengalaman di bidang spesialisasi,” tutur dr. Feronika Hardanti, MARS selaku Direktur Rumah Sakit Siloam Hospitals Agora di Jakarta, Rabu (5/6).
Sebagai informasi, Siloam Hospitals Agora merupakan rumah sakit umum yang telah dilengkapi sejumlah fasilitas modern dan teknologi terkini dan didukungan oleh seluruh profesi kesehatan berpengalaman di bidang spesialisasi melalui pusat unggulan Onkologi (kanker), Kardiologi (jantung), saraf dan bedah saraf.
Beberapa prosedur
intervensional yang diperlukan dapat dilakukan dengan layanan ini, sekaligus melakukan monitoring secara berkala dan evaluasi respons terhadap pengobatan. Kami pastikan dengan layanan tersebut, harapan dan kualitas hidup pasien yang membutuhkan layanan ini akan semakin membaik”, ungkap dr. Feronika.
Akselerator linier (Linear Accelerator) adalah alat yang menghasilkan sinar x berenergi tinggi dengan kemampuan ionisasi tersebut (sinar pengion), berasal dari sumber partikel elektron yang dipercepat dan ditabrakkan pada target logam berat sehingga menghasilkan sinar x berenergi tinggi.
Radioterapi lebih umum atau sering digunakan untuk membunuh sel kanker, bisa juga digunakan untuk tumor jinak dengan pertimbangan tertentu. Misalnya yang lokasinya di organ vital seperti otak dan menimbulkan gejala yang mengganggu, contohnya schwannoma, meningioma atau yang telah mengalami kekambuhan berulang, contohnya keloid.