akseswarganet – Hari Jadi ke-128 Kota Balikpapan, Ini Ragam Kuliner Khasnya yang Menggugah Selera
Pada 10 Februari 2025, Kota Balikpapan bakal merayakan hari jadi yang ke-128 tahun. Selain terkenal dengan keunggulan wisata lautnya, Balikpapan juga memiliki ragam kuliner khas yang menggugah selera.
Dijuluki sebagai Kota Minyak, penetapan 10 Februari sebagai hari jadi Kota Balikpapan berkaitan dengan keberadaan sumur minyak Mathilda. Mengutip dari jdih.balikpapan.go.id, Sumur Mathilda adalah sumur minyak yang menjadi lokasi pengeboran minyak pertama di Kota Balikpapan.
Tak hanya soal minyak, Kota Balikpapan juga terkenal dengan olahan seafood sebagai kuliner khasnya. Selain itu, ada juga beragam olahan makanan ringan lainnya yang tidak kalah lezat
Amplang
Amplang adalah kerupuk berbahan dasar ikan tenggiri. Makanan ringan ini kerap menjadi camilan maupun oleh-oleh.
Ikan tenggiri diolah bersama bawang putih, bawang merah, garam, merica, dan ketumbar. Selanjutnya, adonan digoreng dengan bentuk bola-bola kecil hingga kering.
Bingka Kentang
Berbeda dengan bingka dari daerah lain, di Balikpapan terdapat olahan bingka yang dibuat dari kentang. Adalah bingka kentang yang dibentuk seperti bunga.
Sama seperti olahan bingka pada umumnya, adonan bingka ini dibuat dari campuran tepung terigu, telur dan santan. Teksturnya lembut dengan cita rasa manis dan gurih.
Bingka kentang biasanya diolah dengan cara dibakar atau dipanggang menggunakan arang. Cara ini membuat bingka identik dengan aromanya yang lebih harum.
Olahan Kepiting Kenari
Kuliner khas Balikpapan umumnya didominasi olahan seafood, termasuk olahan kepiting kenari. Daging kepiting ini memiliki rasa yang lebih manis dari kepiting pada umumnya.
Hal itu karena kepiting kenari banyak mengonsumsi buah kelapa yang baru jatuh di habitat aslinya. Selain diolah sebagai makanan kaya rempah, masyarakat Balikpapan juga kerap mengolah kepiting kenari menjadi peyek dan abon.
Pisang Gapit
Pisang gapit adalah olahan pisang kepok yang dipotong menjadi dua atau dipipihkan. Selanjutnya, pisang diolah dengan cara dibakar menggunakan kayu bakar. Adapun nama gapit berasal dari cara membakar pisang yang unik, yakni dengan dijepit.
Biasanya, pisang ini hanya dibakar hingga setengah matang atau berwarna keemasan. Selanjutnya, pisang gapit disajikan dengan saus karamel yang terbuat dari campuran gula merah, potongan nangka, dan santan.
Roti Mantau
Masyarakat Balikpapan memiliki olahan roti yang lahir dari akulturasi budaya Kalimantan dan Tiongkok. Adalah roti mantau yang sekilas mirip Bakpao.
Berbeda dengan roti pada umumnya, roti mantau diproses dengan cara digoreng. Tak heran jika roti ini memiliki tekstur padat dan lembut dengan cita rasa lebih gurih dan sedikit manis.
Roti mantau biasanya disantap bersama daging kambing, sapi, maupun kepiting. Tak ketinggalan, ada pula saus balado atau lada hitam sebagai cocolan.