Buka Puasa dengan Makanan Manis Harus Dibatasi
akseswarganet –Buka Puasa dengan Makanan Manis Harus Dibatasi
Makanan manis terkenal sebagai menu pembuka favorit saat buka puasa.
Namun, makan makanan manis selama buka puasa harus dibatasi.
Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang Banten mengungkapkan pentingnya membatasi asupan makan makanan manis selama buka puasa Ramadhan.
“Kebiasaan dan makanan yang perlu dihindari saat berbuka puasa bersama teman-teman itu makanan manis, makanan yang berlemak, dan tinggi kalori. Itu sebaiknya dibatasi saat berbuka puasa,” kata Ketua PDGKI Cabang Banten dr. Dian Permatasari, MGizi, SpGK, seperti yang dikutip dari Antara pada Senin (3/3/2025).
Ia mengatakan, hal tersebut dilakukan agar kesehatan khususnya sistem pencernaan tetap terjaga dengan baik.
Ia mencontohkan ketika berbuka puasa dengan meminum teh, asupan gula yang dianjurkan untuk dikonsumsi hanya 1 sampai 2 sendok saja.
Jika ingin lebih aman, ia menyarankan untuk masyarakat dapat berbuka dengan air kelapa atau kelapa tanpa gula, sirup atau susu kental manis.
Lalu, takjil yang dipilih pun bisa berupa potongan buah-buahan, 1 atau 3 butir kurma dan langsung dilanjutkan dengan makan besar.
“Jadi kalau bisa takjil-takjil, seperti kolak, gorengan, kemudian lontong. Atau makanan manis lainnya itu sebaiknya dibatasi, kita langsung ubah saja ke makan malam,” ucap Dian.
Jika setelah terawih masih terasa lapar, ia menyarankan untuk masyarakat makan buah dan sayur yang bisa dicampur dengan yigurt sebagai opsi.
“Misalnya ingin lagi makan, boleh, tapi tidak perlu menambahkan nasi lagi pada saat makan setelah tarawih, hanya lauk dan sayur-sayur atau buah-buahan saja,” ujarnya.
Perlu Diperhatikan
Ahli Gizi dari RSCM Fitri Hudayani menekankan dalam menjalankan puasa Ramadhan yang harus diperhatikan adalah jadwal. Jenis, dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
Makanan mengandung gula dan lemak banyak ditemukan selama bulan Ramadhan, misalnya gorengan, kolak, kue kering, dan sebagainya. “Makanan ini yang harus dibatasi agar tidak meningkatkan konsumsi gula dan lemak. Kemudian yang harus tetap dijaga adalah konsumsi serat agar kesehatan pencernaan tetap terjaga dengan cara mengonsumsi sayur dan buah di setiap waktu makan,” kata Fitri.
Ia melanjutkan, ketika berbuka puasa ada baiknya takjil yang dihidangkan hanya dikonsumsi dalam porsi yang kecil. Baru setelah ibadah sholat magrib dilanjutkan dengan porsi yang lebih besar.